GOLDEN FARM 99 – Cabai salah satu komoditas sayur yang mempunyai nilai jual tinggi, dalam budidayanya cabe tidaklah mudah ada hama tanaman cabai yang kudu dibasmi supaya panen berhasil . Cabe adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana pemanfaatannya. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. [wikipedia]. Pada artikel ini kita akan membahas hama tanaman cabai.
Salah satu benih yang bisa dijadikan referensi menanam cabai yaitu cabai rawit zahra | cabai rawit genie | cabai rawit kara | cabai rawit dewata
untuk pestisida yang dipakai menanggulangi cabai bisa menggunakan decis ec 25
Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Cabai mengandung senyawa antioksidan yang bermanfaat untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berguna sebagai zat antikanker.
Tanaman cabai juga juga bisa terkena serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit adalah organisme pengganggu tanaman yang menjadi salah satu faktor penyebab rusaknya pertumbuhan dan produksi tanaman. Bahkan, dapat menyebabkan kematian bagi tanaman sehingga menimbulkan kerugian yang besar bagi petani.
Jika tidak ingin tanaman cabai Anda terkena serangan hama dan penyakit maka anda harus melakukan perawatan terhadap tanaman. Mengatasi hama tanaman cabai, jangan lupa kenali gejala dan tanda-tanda tanaman terserang hama dan penyakit diantaranya sebagai berikut.
Hama Tanaman Cabai
1. Thrips ( Thrips parvispinus Karny)
Hama tanaman cabai Pertama yaitu Thrips merupakan salah satu jenis hama yang dapat berkembang biak tanpa poses perkawinan dan biasanya akan bertelur saat cuaca panas atau saat musim kemarau.
Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan permukaan bawah daun (terutama daun-daun muda). Serangan ditandai dengan adanya bercak keperak – perakkan. Daun yang terserang berubah warna menjadi coklat tembaga, mengeriting atau keriput dan akhirnya mati. Pada serangan berat menyebabkan daun, tunas atau pucuk menggulung ke dalam dan muncul benjolan seperti tumor, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil bahkan pucuk tanaman menjadi mati.
Cara Pengendalian :
- Menggunakan tanaman perangkap seperti kenikir kuning.
- Menggunakan mulsa perak.
- Sanitasi lingkungan dan pemotongan bagian tanaman yang terserang thrips.
- Penggunaan perangkap warna kuning sebanyak 40 buah per ha atau 2 buah per 500 m2 yang dipasang sejak tanaman berumur 2 minggu. Perangkap dapat dibuat dari potongan bambu yang dipasang plastik map warna kuning. Plastik diolesi dengan lem agar thrips yang tertarik menempel. Apabila plastik sudah penuh dengan thrips maka plastik perlu diganti.
- Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan hama thrips, antara lain predator kumbang Coccinellidae, tungau, predator larva Chrysopidae, kepik Anthocoridae dan patogen Entomophthora sp.
- Pestisida digunakan apabila populasi hama atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian (serangan mencapai lebih atau sama dengan 15% per tanaman contoh) atau cara-cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama.
2. Lalat Buah (Bactrocera sp.)
Hama tanaman cabai selanjutnya yaitu Lalat buah menyebabkan kerusakan pada buah cabai yang terserang akan membusuk dan kemudian jatuh ke tanah. Gejala awal terlihat dari adanya titik hitam pada bagian pangkal buah, karena aktifitas lalat buah dewasa yang memasukkan telurnya pada buah cabai. Telur tersebut akan menetas dan berkembang di dalam buah cabai. Larva yang terdapat di dalam buah menimbulkan kerusakan dari dalam, buah menjadi berwarna kuning pucat dan layu. Kualitas buah cabai yang terserang hama ini akan menurun dan tidak layak untuk dipasarkan.
Serangan berat terjadi pada musim hujan disebabkan oleh bekas tusukan ovipositor serangga betina terkontaminasi oleh cendawan sehingga buah yang terserang menjadi busuk dan jatuh ke tanah.
Pengendalian:
- Pemusnahan buah terserang
- Pembungkusan buah
- Pengggunaan perangkap atraktan metil eugenol (ME) atau petrogenol sebanyak 1 ml/perangkap. Jumlah perangkap yang dibutuhkan 40 buah/Ha. Perangkap dipasang pada saat tanaman berumur 2 minggu sampai akhir panen dan atraktan diganti setiap 2 minggu sekali.
- Rotasi tanaman
- Pemanfaatan musuh alami antara lain parasitoid larva dan pupa (Biosteres sp, Opius sp), predator semut, Arachnidae (laba – laba), Staphylinidae (kumbang) dan Dermatera (Cecopet).
3. Kutu Kebul (Bemisia tabaci)
hama tanaman cabai selanjutnya yaitu kutu kebul , Gejala serangan pada daun berupa bercak nekrotik, disebabkan oleh rusaknya sel-sel dan jaringan daun akibat serangan nimfa dan serangga dewasa. Pada saat populasi tinggi, serangan kutu kebul dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Embun muda yang dikeluarkan oleh kutu kebul dapat menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam, menyerang berbagai stadia tanaman. Keberadaan embun jelaga menyebabkan terganggunya proses fotosintesis pada daun.
Pengendalian :
- Pemanfaatan musuh alami, seperti predator, parasitoid dan patogen serangga.
- Predator yang diketahui efektif terhadap kutu kebul, antara lain Menochilus sexmaculatus (mampu memangsa larva Bemisia tabaci sebanyak 200 – 400 larva/hari), Coccinella septempunctata, Scymus syriacus, Chrysoperla carnea, Scrangium parcesetosum, Orius albidipennis, dll.
- Parasitoid yang diketahui efektif menyerang B. Tabaci adalah Encarcia adrianae (15 spesies), E. Tricolor, Eretmocerus corni (4 spesies), sedangkan jenis patogen yang menyerang B. Tabaci, antara lain Bacillus thuringiensis, Paecilomyces farinorus dan Eretmocerus.
- Penggunaan perangkap kuning dapat dipadukan dengan pengendalian secara fisik/mekanik dan penggunaan insektisida secara selektif. Dengan cara tersebut populasi hama dapat ditekan dan kerusakan yang ditimbulkannya dapat dicapai dalam waktu yang relatif lebih cepat.
- Sanitasi lingkungan
- Tumpangsari antara cabai dengan Tagetes, penanaman jagung disekitar tanaman cabai sebagai tanaman perangkap.
- Sistem pergiliran tanaman (rotasi) dengan tanaman bukan inang, seperti tanaman kentang dan mentimun.
- Penggunaan pestisida selektif sebagai alternatif terakhir antara lain Permethrin, Amitraz, Fenoxycarb, Imidacloprid, Bifenthrin, Deltamethrin, Buprofezin, Endosulphan dan asefat.
4. Kutu Daun Persik (Myzus persicae)
Tanda-tanda gejala kutu daun persik, yaitu:
- Kutu daun menghisap cairan daun muda dan bagian tanaman yang masih muda.
- Daun yang terserang akan tampak bintik-bintik dan akan menyebabkan daun menjadi keriting.
- Pada bagian tanaman yang terserang akan didapati kutu yang bergerombol.
- Bila terjadi serangan berat daun akan berkerut- kerut (menjadi keriput), tumbuhnya kerdil, berwarna kekuningan, daun-daunnya terpuntir, menggulung kemudian layu dan mati.
- Kutu daun persik merupakan hama yang menjadi hama utama karena beberapa alasan diantaranya mampu bertahan hidup pada hampir semua tanaman budidaya, merupakan penular yang paling efisien dibandingkan hama lainnya.
Pengendalian hama kutu daun ini, dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida, bila populasi tinggi (ambang batas), yaitu lebih dari 50 setiap tanaman pada tanaman muda, tanaman pindahan, hampir panen. Musuh alami kutu daun ini dapat berupa parasitoid yaitu Diaretiella rapae, sedangkan predator yang berfungsi sebagai musuh alami dari hama ini seperti kumbang macan, laba-laba, larva dari syrphid, dan belalang sembah.
5. Kutu Daun (Aphididae)
Hama tanaman cabai selanjutnya kutu daun
Tanda-tanda gejala kutu daun, yaitu:
- Gejala serangan berat biasanya terjadi pada musim kemarau.
- Bagian tanaman yang diserang biasanya daun muda.
- Daun yang diserang akan mengkerut, mengeriting dan melingkar, menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan tanaman menjadi kerdil.
Pengendaliannya, dapat dilakukan dengan menginfestasikan musuh alami seperti, parasitoid Aphelinus gossypi (Timberlake), Lysiphlebus testaceipes (Cresson), predator Coccinella transversalis atau cendawan entomopatogen Neozygites fresenii.
6.Tungau (Polyphagotarsonemus latus danTetranychus sp.)
Hama tanaman cabai selanjutnya tungau
Gejala serangannya:
- Tungau menyerang daun-daun muda dengan cara menghisap cairan tanaman.
- Menyebabkan kerusakan sehingga terjadi perubahan bentuk menjadi abnormal dan perubahan warna seperti daun menebal dan berubah warna menjadi tembaga atau kecokelatan.
- Daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah, menyusut dan keriting. Tunas dan bunga gugur.
- Serangan berat terjadi pada musim kemarau, biasanya serangan bersamaan dengan serangan Thrips dan kutu daun.
Pengendalian :
- Sanitasi dengan mengeradikasi bagian tanaman yang terserang kemudian dimusnahkan.
- Pemanfaatan musuh alami yaitu predator Ambhyseins cucumeris
- Pengendalian dengan akarisida yang efektif, terdaftar dan diijinkan Menteri Pertanian dilakukan apabila ditemukan gejala kerusakan daun dan populasi tungau.
Demikian artikel singkat mengenai hama tanaman cabai . Mudah-mudahan bisa menjadi referensi yang bisa menambah wawasan pembaca.
Setelah membahas hama tanaman cabai selanjutnya Bagian ke-2 Pembahasan Tentang Gejala Penyakit Pada Tanaman Cabai dan Cara Pengendaliaannya. Terimakasih
Artikel ” (Bag.1) Cari Tahu Yuk, Apa Saja Gejala Hama Tanaman Cabai Dan Cara Pengendaliannya “